Just Married

Bapak dari suami sepupu saya datang dari kampung, jenguk menantunya yang melahirkan hari Kamis kemarin. Bapak peramah ini langsung akrab dengan saya. Ngobrol ngalor ngidul membahas hal-hal ringan tentang aktifitas kesehariannya di kampung.

Saya bertanya, "Di kampung musim apa, Pak?"
"Musim panen."
"Wah, musim kawin dong..."

Di kampung, musim menikah memang lazim dilaksanakan sehabis musim panen, bulan haji, dan sedikit selepas lebaran.

Fajar, anak si bapak peramah ini langsung nimbrung. Ngeledekin saya, "Makanya buruan kawin. Enak, surga dunia!"


Saya cukup dewasa untuk bisa mengartikan kata "surga dunia". Dan memang, selama ini saya hanya membayangkannya saja... Memimpikannya saja... Dan jujur saya akui, keperjakaan saya telah direnggut tangan sendiri.

"Yey, lo sih, kawin nduluin gue. Kan katanya yang muda nggak boleh nduluin yang tuaan. Akibatnya ya, ini nih. GUE JADI GAK LAKU!!"
"Gak ngaruh kalee..."

Mendengarkan cerita-cerita pernikahan dari kawan saya, membuat saya jadi pengen buru-buru mengakhiri masa lajang. Menambatkan hati saya pada seseorang yang kelak menjadi istri. Namun apalah daya, keadaan fisik, moril, dan materi saya belum mencukupi. Fisik? Ya, fisik. Ternyata menurut data statistik pribadi, kebanyakan wanita selalu menginginkan fisik yang oke. 3G: Good looking, Good attitude, Good bank account. Kalau sudah begitu, maka tamatlah kehidupan asmara saya. Mungkin salah satu penyebab seretnya percintaan saya diakibatkan oleh muka saya yang pas-pasan.

"Hidup ini memang kejam, Jendral!!"

Menurut teman saya yang sudah menikah, kalau berbicara kesenangan, menikah itu ya banyak senangnya. Kalau bicara tentang kesusahan, ya banyak juga susahnya. Pesan darinya adalah, menikahlah setelah mampu lahir batin.

Kemampuan lahir itu berupa pekerjaan, ekonomi keuangan, pokoknya cukup sandang, pangan, papan.
Kemampuan batin ya berupa kesiapan untuk menjalani rumah tangga berdasarkan tuntunan agama. Menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.

Lalu teman saya itu nanya, "Lo dah siap keduanya?"
Saya geleng-geleng kepala.

Duh, sekarang saya masih pengen ngejomblo. Enjoy belum habis lagi. Dan dengan santainya saya melenggang sambil nyanyi, "i'm single, i'm verry happy..."


Share this:

1 comment :

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20