Saya dikagetkan oleh cerita orang tua saya yang lebaran kemaren ini baru pulkam. Secara gak sengaja tiba-tiba saya nanyain kabar temen-temen lama saya sewaktu di kampung dulu. Lalu cerita pun jadi lebih seru dan panas ketika orang tua saya bercerita tentang “S”. Nama sengaja saya samarkan demi ngejaga nama baik temen saya. Nama baik? Entahlah saya harus nyebutnya bagaimana, meskipun kenyataannya sekarang ini nama “S” emang udah lagi gak dianggap orang baik oleh masyarakat sekampung. Saya juga gak berani nyebutin namanya, karena takut ada intelijen yang ngebaca blog saya. Lalu tiba-tiba saya diciduk polisi karena dicurigai mennyembunyikan “S”.
“ Apa? Jadi buronan?” Saya kaget setengah mati denger kata-kata orang tua saya. Lama saya mencerna kalimat tadi. Gimana ya.... kayanya sulit percaya aja. Masa sih si “S” jadi buronan polisi.
Ketika sempet ketemu “S” setahun yang lalu, saya tau dia punya usaha sebagai produsen Salegor. Salegor itu sejenis pisang yang dijemur lalu digogeng dengan balutan tepung. Rasanya kalo digigit “mak-nyuss”. Nah, usahanya itu katanya sih berkembang meskipun belum signifikan. Tapi entah apa penyebab “S” sampe-sampe mendorong dia untuk berbuat kriminalitas.
Mari sejenak Anda saya bawa ke kehidupan “S” di masa lalu:
Meskipun sama-sama berasal dari keluarga miskin seperti saya, namun masa kecil kami sangat bahagia. Si “S” terkenal sebagai pemain gundu handal. Nyaris selalu jadi pemenang. Kalo main adu gambaran, dia selalu sukses jadi bandar. Kalo berantem, dia anak yang paling ngeyel dan kuat meskipun badannya dalam ukuran mini. Kecil-kecil cabe rawit.
“S” juga berasal dari keluarga yang agamis. Spiritual kedua orang tuanya patut diacungi jempol. Intinya, dia berasal dari keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa. Berbakti kepada bangsa dan negara.
Ketika dewasa, dia tumbuh jadi cowok ganteng. Pria idaman semua wanita. Hal ini jelas bertentangan dengan saya yang berwajah pas-pasan. Ya ampyuun..... Setiap cewek yang diincer pasti jadi pacarnya sehari kemudian. Hebat! Kata-kata dan pemikirannya pun luar biasa dewasa. Selalu dipenuhi ide-ide cemerlang. Apalagi kalo ngomongin bisnis.
Sekarang......
Semuanya udah berubah. “S” yang dulu saya kenal dipenuhi dengan energi positif ternyata malah jadi buronan polisi dengan dicurigai sebagai penjual minyak tanah murah dan penyebaran uang palsu. Tentang minyak tanah, sebenernya ada aturan tertentu untuk menjual barang yang udah dikonversi ke gas itu. Jadi hanya agen yang yang mengantongi surat ijin aja yang dibolehkan menjual minyak tanah ke masyarakat.
Sekarang......
Saya masih diam tanpa kata. Mencoba untuk percaya meski sulit. Dan diam-diam saya berharap semoga dimanapun sekarang dia berada, dia akan menghubungi saya. Mengontak saya untuk ketemuan. Dan ketika bertemu itulah saya akan bertanya penyebab segala apa yang terjadi pada dirinya.
Hidup itu bener-bener penuh misteri, Bung.......
kehidupan itu seperti roda mas..
ReplyDeletekadang ada di atas, kadang di bawah, kadang senang kadang susah, kadang baik kadang buruk, jadi tergantung dari keimanan seseorang itu yang bisa menjaga agar ada keseimbangan dalam dirinya :D
good ponit!
ReplyDelete