Sebelumnya gue gak pernah terpikir bakal tahun baru-an di Jogja. Malahan tadinya target gue pengen jalan-jalan ke Dieng, dan perjalanannya sendiri bakal dilakukan pas malem tahun baru. Yang artinya gue melewatkan tahun baru di dalam bus selama perjalanan.
Well, entah kenapa makin dewasa gue malahan enggak begitu excited lagi sama momentum tahun baru. Bagi gue tahun baru bukanlah suatu big deal lagi. Soalnya dari pergantian tahun ke tahun kok ya gitu-gitu aja. Oke, oke.. kalian boleh bilang bahwa gue termasuk orang yang merugi. Itu gak apa. Cuman ya gue males aja nginget-nginget tahun dan ngitungin hari-hari. Toh dihitung-hitung atau gak diinget-inget samasekali pun waktu terus berjalan...
Katanya orang-orang sih mengawali tahun baru harus dengan diawali juga oleh harapan baru. Dan ya, gue setuju hal itu. Tapi ada yang menarik disini. Ketika gue memanjatkan doa dan harapan untuk tahun 2010, seketika itu juga gue diajakin dateng ke rumah Mbah-nya si Bangkit. Betapa kagetnya gue ketika ngeliat bertumpuk-tumpuk peti mati. Dan gue dipersilakan duduk gitu aja diatas peti mati gitu loh. Ih, serem!!
Post a Comment