Kendati menguasai permainan hampir separuh babak pertama, Thailand gak berhasil menjebol gawang tim Merah Putih. Hingga 45 menit pertama usai, kedudukan imbang tanpa gol tetap bertahan.
Thailand nyaris unggul pada menit ke-50. Berawal dari penetrasi di sektor kiri pertahanan Indonesia, umpan silang dilepas ke kotak pertahanan Indonesia. Markus Haris Maulana yang keluar berusaha menghalau bola menemui kegagalan. Pemain Thailand melepaskan tendangan, beruntung Maman Abdurahman yang berada di bawah mistar berhasil menghalau bola.
Pada menit ke-62, Thailand sempat menjebol gawang Markus setelah terjadi kemelut di depan gawang. Namun gol ini dianulir wasit, karena Kirait terlebih dahulu berada dalam posisi off-side.
Setelah melakukan tekanan Upaya Thailand untuk menjebol Indonesia membuahkan hasil di menit ke-69. Berawal umpan panjang dari sisi kanan pertahanan timnas senior, bola disambut Kirait dengan dada, dan memantul ke arah Suree Sukha yang berdiri bebas. Tanpa kesulitan berarti tendangan Suree membobol gawang Markus.
Sementara pas Indonesia ngelawan Malaysia dengan kemenangan telak, gue merasa bangga dengan tim MERAH PUTIH. Rasanya cool aja bisa ngalahin negara jiran itu. Sayangnya Indonesia berada satu grup dengan Malaysia. Gue sih berharapnya bisa ketemu lagi sama tim dari negaranya Siti Nurhaliza itu.
Tahun 2008 gue bela-belain pergi ke Malaysia demi nonton pertandingan antara Malaysia VS Chelsea. Meskipun itu hanya pertandingan persahabatan dalam rangka Chealsea Asia Tour. Pas sampe sono, gw yang tadinya dukung Chelsea berbalik arah jadi dukung Tim Malaysia dengan pertimbangan gue terjebak diantara kerumunan orang-orang melayu. Salah-salah nantinya gue bisa balik ke Indonesia dalam kondisi kaya pembantu yang sering disiksa majikannya di Malaysia. Maklum, Malaysia kan negara tujuan para TKI.
Lama-lama gue muak juga. Sedikit-sedikit mau nggak mau jadi dipaksa orang-orang di sekitar gue untuk turut meneriakkan yell mereka, “Malaysia, Malaysia, Oy, Oy, Oy!”. Rasanya gue jadi gak nasionalis.
Pertandingan olah raga juga hampir ‘membunuh’ gue pada suatu malam di daerah Khaosan, Bangkok. Malam itu ada final Tiger Cup 2002 antara Indonesia vs Thailand, jadi gue dan seorang teman Indonesia bela-belain mencari warung lokal yang menyetel pertandingan live di TV. Kami duduk di meja paling depan, berteriak-teriak di antara orang Thailand, memelet-meletkan lidah saat tim Indonesia memasukkan gol, mencaci maki dalam bahasa Indonesia saat tim Thailand memasukkan gol. Setelah 2 x 45 menit, kedudukan 2-2 jadi masih ada perpanjangan waktu, eh channel TV diganti pertandingan Liga Inggris karena ada orang bule yang protes. Suasana makin panas karena ada 3 kubu yang berebut channel, tapi karena Liga Inggris sudah diiklankan sebagai acara nonton bareng di papan depan warung jadinya kita mengalah.
Buru-buru kami pindah dan lari-lari mencari warung lain, ternyata orang-orang Thailand itu juga ikutan pindah. Warung yang satu ini jadi penuh sesak, hanya kami berdua yang super ribut membela tim Indonesia di antara puluhan orang lokal dan bule yang membela Thailand. Teriakan semangat ‘Yess!’ dan teriakan ledekan ‘Booooo...!’ bergantian terdengar di antara 2 kubu. Saat adu penalty, suasana tambah panas sampai lempar-lemparan kacang dan bungkus rokok. Begitu tim Thailand berhasil menggolkan bola pada kesempatan terakhir, tim Indonesia pun kalah. Buru-buru kami berlari kabur sambil diteriaki orang sewarung dan dilempari kulit kacang!
Thailand nyaris unggul pada menit ke-50. Berawal dari penetrasi di sektor kiri pertahanan Indonesia, umpan silang dilepas ke kotak pertahanan Indonesia. Markus Haris Maulana yang keluar berusaha menghalau bola menemui kegagalan. Pemain Thailand melepaskan tendangan, beruntung Maman Abdurahman yang berada di bawah mistar berhasil menghalau bola.
Pada menit ke-62, Thailand sempat menjebol gawang Markus setelah terjadi kemelut di depan gawang. Namun gol ini dianulir wasit, karena Kirait terlebih dahulu berada dalam posisi off-side.
Setelah melakukan tekanan Upaya Thailand untuk menjebol Indonesia membuahkan hasil di menit ke-69. Berawal umpan panjang dari sisi kanan pertahanan timnas senior, bola disambut Kirait dengan dada, dan memantul ke arah Suree Sukha yang berdiri bebas. Tanpa kesulitan berarti tendangan Suree membobol gawang Markus.
Sementara pas Indonesia ngelawan Malaysia dengan kemenangan telak, gue merasa bangga dengan tim MERAH PUTIH. Rasanya cool aja bisa ngalahin negara jiran itu. Sayangnya Indonesia berada satu grup dengan Malaysia. Gue sih berharapnya bisa ketemu lagi sama tim dari negaranya Siti Nurhaliza itu.
Tahun 2008 gue bela-belain pergi ke Malaysia demi nonton pertandingan antara Malaysia VS Chelsea. Meskipun itu hanya pertandingan persahabatan dalam rangka Chealsea Asia Tour. Pas sampe sono, gw yang tadinya dukung Chelsea berbalik arah jadi dukung Tim Malaysia dengan pertimbangan gue terjebak diantara kerumunan orang-orang melayu. Salah-salah nantinya gue bisa balik ke Indonesia dalam kondisi kaya pembantu yang sering disiksa majikannya di Malaysia. Maklum, Malaysia kan negara tujuan para TKI.
Lama-lama gue muak juga. Sedikit-sedikit mau nggak mau jadi dipaksa orang-orang di sekitar gue untuk turut meneriakkan yell mereka, “Malaysia, Malaysia, Oy, Oy, Oy!”. Rasanya gue jadi gak nasionalis.
Pertandingan olah raga juga hampir ‘membunuh’ gue pada suatu malam di daerah Khaosan, Bangkok. Malam itu ada final Tiger Cup 2002 antara Indonesia vs Thailand, jadi gue dan seorang teman Indonesia bela-belain mencari warung lokal yang menyetel pertandingan live di TV. Kami duduk di meja paling depan, berteriak-teriak di antara orang Thailand, memelet-meletkan lidah saat tim Indonesia memasukkan gol, mencaci maki dalam bahasa Indonesia saat tim Thailand memasukkan gol. Setelah 2 x 45 menit, kedudukan 2-2 jadi masih ada perpanjangan waktu, eh channel TV diganti pertandingan Liga Inggris karena ada orang bule yang protes. Suasana makin panas karena ada 3 kubu yang berebut channel, tapi karena Liga Inggris sudah diiklankan sebagai acara nonton bareng di papan depan warung jadinya kita mengalah.
Buru-buru kami pindah dan lari-lari mencari warung lain, ternyata orang-orang Thailand itu juga ikutan pindah. Warung yang satu ini jadi penuh sesak, hanya kami berdua yang super ribut membela tim Indonesia di antara puluhan orang lokal dan bule yang membela Thailand. Teriakan semangat ‘Yess!’ dan teriakan ledekan ‘Booooo...!’ bergantian terdengar di antara 2 kubu. Saat adu penalty, suasana tambah panas sampai lempar-lemparan kacang dan bungkus rokok. Begitu tim Thailand berhasil menggolkan bola pada kesempatan terakhir, tim Indonesia pun kalah. Buru-buru kami berlari kabur sambil diteriaki orang sewarung dan dilempari kulit kacang!
Post a Comment