Film Action

Sebagai manusia biasa, saya selalu penasaran akan apa yang akan terjadi di masa depan. Makanya saya suka sekali terhadap ramalan. Mulai dari ramalan bintang di majalah, fengshui, atau primbon. Kalau ramalan itu bagus tentu dada saya merasa lega dan berharap banget hal itu jadi nyata. Dua minggu yang lalu saya membaca ramalan bintang di majalah, katanya saya harus berhati-hati di jalan raya karena akan mengalami hal yang buruk. Wah, gawat nih. Maka selama tiga hari saya absen antar jemput adik dan keponakan saya ke sekolah. Karena kasihan sama mereka, saya jadi mikir, halah... kecelakaan bisa menimpa siapa aja kan! Dan bukan saya saja, semua orang juga harus hati-hati dimanapun, kapanpun. Dengan pemikiran seperti itu rutinitas saya kembali normal. Parampaam... tidak terjadi apa-apa tuh. Saya selamat!! Thanks God.

Di minggu yang sama ketika saya membaca ramalan bintang majalah, malamnya saya mimpi berak. Saya ingat kata-kata orang tua bahwa kalau kita mimpi berak bakal mengalami kehilangan. Maka prioritas utama saya yang mesti dijaga ekstra ketat adalah dompet dan handphone. Bisa-bisanya setiap kali jalan saya selalu megangin pantat sementara tangan satunya lagi pegangin handphone. Dan untuk kedua kalinya saya selamat. Mimpi itu tidak meramalkan apapun. Alhamdulillah...

Seiring bertambahnya usia, saya memang tidak lagi percaya sama ramalan bintang. Kalau cuma membaca sih masih sering hanya untuk lucu-lucuan saja. Kadang aneh juga masih ada aja orang yang percaya dengan mengatakan, "ih, ramalannya cocok banget dengan keadaan gue!".

Disaat saya sudah lupa pada ramalan bintang dan mimpi saya. Secara mengejutkan kejadian naas itu benar-benar terjadi. Begini ceritanya:
Keponakan perempuan saya minta diantarkan ke Taman Hiburan Rakyat di daerah Lokasari. Maka berangkatlah saya dengan menaiki sepeda motor butut warisan Ayahnya. Selama diperjalanan tidak terlintas sedikitpun tanda-tanda keapesan yang akan terjadi. Ketika perjalanan pulang saya melalui jalan Gunung Sahari dan berbelok ke kiri, ke jalan Industri. Belokannya tidak begitu tajam tapi lumayan gelap dan sepi. Disini terbagi jalan dua arah. Ketika motor saya sedang melaju 'lumayan' kencang tiba-tiba dari arah berlawanan datang sebuah bajaj tanpa memberi kode lampu. Saya jadi kagok, tangan dan kaki reflek ngerem. Udah gitu, ban motor ngegajluk dijalan berlubang. BEEENNG... Ban depan motor menghantam pintu kiri bajaj. Saya, keponakan, dan motor butut warisan terseret searah laju sang bajaj. Saya semakin panik melihat dengkul saya mengucurkan darah dan sandal keponakan saya yang melayang.
"Kamu gak apa-apa?"
"Nggak. Cuma paha kegencet doang", kata keponakan saya sambil meringis.

Lalu terjadilah sesi penyelamatan korban kecelakaan yang tidak perlu saya ceritakan.

Selama diperjalanan pulang pasca kecelakaan, saya termenung ingat tentang mimpi dan ramalan yang saya baca. Saya memalingkan muka dan berkata ke keponakan saya, "mungkin inilah jawaban itu. Abang mimpi berak yang katanya orang tua akan kehilangan sesuatu. Dan menurut zodiak minggu ini Abang diingatkan agar hati-hati di jalan raya".
"Halah, kebeneran aja kalee..."

Setelah ucapan itu saya terdiam dan melamunkan kejadian tadi. Detik-detik saat ban motor menghantam bajaj. Mungkin seharusnya kejadian tadi lebih dramatis. Saya terpental jauh dengan darah yang mengucur, berlari sekencang-kencangnya membelakangi motor+bajaj yang meledak. Seperti dalam adegan film action.

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20