Jalan-Jalan Menuju Surga

Di Malaysia, saya sering dituduh sebagai orang Kristiani oleh teman-teman melayu saya. Tentu saja saya menyangkal dan nyodorin KTP saya ke mereka. Tapi entah karena apa mereka sepertinya tidak yakin dan malah heran ketika bertemu beneran di mesjid sewaktu shalat jumat. Saya sih menanggapi biasa aja tuh.

Adalah Mohd. Shariwan bin Mohd. Said salah satu kawan saya yang selalu ngajakin jalan-jalan dan atau tidak pernah menolak permintaan kalau saya ajakin jalan-jalan untuk refreshing. Pergi kemanapun dengan jarak berapun, dia tidak pernah tinggalkan shalat. Kewajiban katanya. Aha, saya pun dapat ide. Bagaimana kalau kita jalan-jalan mendatangi mesjid-mesjid yang ada disini? Dia setuju.


Seringnya sih saya ke mesjid jami dekat hostel. Kata 'dekat' ternyata adalah jarak yang harus ditempuh selama 30 menit dengan berjalan kaki.
Mesjid India yang berlokasi berhampiran dengan pasar seni memang terbilang ramai. Menemukan mesjid tipe beginian di Indonesia mah gampang banget, karena hampir di semua mesjid jami ataupun Islamic Centre di Indonesia pasti dipenuhi orang jualan. Malah persis seperti pasar.
Artis tersohor Malaysia, Siti Nurhaliza, melangsungkan akad nikahnya di mesjid persekutuan KL. Karena alasan itulah saya maksa temen melayu untuk membawa saya kesana. Mesjidnya luas dan kalau tidak salah ada bagian desainnya yang mirip dengan mesjid di Arab.
Mesjid tercanggih mungkin mesjid yang ada di Putra Jaya. Ketika akan mengambil air wuduk, saya bingung karena tidak ada tuas kran pada batang keluarnya air. Teman melayu saya sama bingungnya. Mesti diapain ya? Lalu saya menunggu orang lain datang selama hampir 1jam, hanya untuk melihat bagaimana cara kerjanya. Ucluk-ucluk-ucluk ada orang datang dan dengan santainya langsung menyodorkan tangan pada lobang kran. Beberapa detik kemudian byuur keluarlah air. Ternyata air keluar dengan sistem sensor. Betapa malu dan noraknya saya saat itu.
Saya pernah nyasar ketika nekad jalan-jalan sendiri. Mana waktu shalat maghrib mepet banget lagi. Mata saya jelalatan mencari bangunan berbentuk menara atau kubah. Aha, ketemu. Setelah sampai tujuan ternyata bangunan itu bukanlah mesjid tetapi gedung mahkamah yang saya lupa namanya.
Arsitektur mesjid di Melaka Bandarraya Bersejarah adalah yang paling berbeda dengan yang lain. Disana bentuk atap mesjidnya menyerupai pagoda atau apalah namanya yang ke-cina-an gitu. Tempat air wuduk disini berupa kolam besar. Saya yang terbiasa wuduk dengan kucuran air kran merasa kurang nyaman. Terpaksalah, semua orang pun pada wuduk disini. Saya mulai megambil air wuduk. Betapa terkejutnya saya saat selesai wuduk tiba-tiba ada bapak-bapak yang nyemplungin kaki korengan ke kolam. Bengong sesaat. Ya ampun, bukan si bapak itu doang, semua orang pada nyemplungin kaki di kolam!! Ya Allah, ya Tuhanku... jadi saya kumur-kumur pake kuah jempol kaki? Pake sup jempol?


Share this:

Post a Comment

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20