Ada Halal Ada Kosher

Rada aneh juga baca berita ini. Masa ya, mereka minta pasal 58 ayat 4 UU 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Padahal kan mereka tahu bahwa sebagian besar penduduk Indonesia itu muslim yang jelas-jelas mengharamkan memakan daging anjing dan babi.
 
 
Mari kita simak lagi apa arti HALAL.
Halal (حلال, halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering digunakan untuk merujuk kepada makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut dalam Islam. Sedangkan dalam konteks yang lebih luas istilah halal merujuk kepada segala sesuatu yang diizinkan menurut hukum Islam (aktivitas, tingkah laku, cara berpakaian dll). Di Indonesia, sertifikasi kehalalan produk pangan ditangani oleh Majelis Ulama Indonesia–secara spesifik Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. (dari wikipedia).
Orang-orang Yahudi juga mengenal konsep halal. Tentunya halal menurut pengertian agama Yahudi, yang disebut Kosher. Kata kosher dalam kamus Inggris-Indonesia (John M Echols dan Hassan Shadily, 1988) diterjemahkan sebagai “halal”, dengan contoh kosher meat sama dengan “daging halal”. Terjemahan ini sebenarnya tidak sesuai dengan arti sesungguhnya dari kosher. Dalam Webster World University Dictionary, disebutkan bahwa kosher atau kashrut/kasher sebagai ceremonially clean; conforming to Jewish dietary law. Kosher adalah istilah agama Yahudi yang menurut hukum Talmud kemudian menjadi hukum agama Yahudi.


Dalam kacamata Yahudi, makanan dan hewan yang boleh dimakan disebut kosher, kashrut, atau kasher. Sedangkan lawannya yang tidak boleh dimakan disebut trefa atau trayfah. Kedua istilah itu sepintas lalu memang mirip dengan halal dan haram bagi umat Islam.
Prinsip utamanya antara lain hanya boleh makan hewan memamah biak dan berkuku belah atau ikan yang bersisik dan bersirip. Jadi babi, unta, kepiting, udang, kelinci bukan kosher. Yang aneh, daging dan susu gak boleh dimakan bersamaan. Bahkan peralatan masak dan makannya tidak boleh sama, kulkasnya pun harus terpisah. Mereka boleh makan/minum produk susu dan turunannya 6 jam setelah makan daging. Restoran dan hotel kelas atas harus bersertifikat kosher, artinya ada seorang Rabbi yang ditugaskan khusus untuk mengecek apakah hukum kosher itu dilakukan. Aneh juga, kalo sarapan pagi ada telor dan susu tapi gak ada sosis atau tuna. Kalo ada dessert andalannya adalah sorbet, semacam es krim buah tanpa mengandung susu.
Kita memang kurang mengenal orang Yahudi, termasuk gue. Padahal banyak yang terkenal, seperti Natalie Portman, Scarlett Johansson, Daniel Radcliffe, Sarah Jessica Parker, Robert Downey Jr., Gwyneth Paltrow (artis), Albert Einstein (ilmuwan), Steven Spielberg dan Woody Alen (sutradara), Calvin Klein dan Levi Strauss (designer). Juga para pendiri perusahaan IT dunia, seperti Michael Dell, Larry Ellison, bahkan CEO-nya Microsoft, Steve Ballmer.

Masalahnya, dalam bahasa Indonesia istilah ‘Yahudi’ itu sering rancu. Padahal Yahudi bisa berarti ‘suku bangsa’ (Jew), atau ‘agama’ (Judaism, dalam bahasa Indonesia disebut ‘agama Yahudi’). Secara agama, Yahudi bukanlah Kristen atau Katholik karena tidak percaya Yesus dan kitab sucinya bukan Alkitab. Secara suku bangsa, tidak semua orang Yahudi beragama Yahudi. Di dunia ini ada sekitar 13 juta orang Yahudi, 40%-nya ada di Israel dan 40%-nya lagi ada di Amerika Serikat.

kaum Yahudi mencoba memperkenalkan kosher food ke segenap penjuru dunia, dengan sasaran utama umat Islam. Dengan demikian posisi tawar sertifikasi kosher semakin meningkat di mata para produsen makanan. Orang Yahudi menginginkan agar umat Islam memakan kosher foods, tetapi mereka sendiri tidak mau mengkonsumsi halal foods. Mereka juga berkeinginan mempopulerkan istilah kosher dalam perdagangan internasional. Meskipun ada kemiripan antara halal dan kosher, sebenarnya keduanya adalah berbeda. Ada barang haram yang masuk kategori kosher, sebaliknya ada juga makanan halal yang masuk dalam kategori treyfah.


Contoh makanan dan minuman yang masuk dalam kategori kosher tetapi tidak halal adalah minuman anggur (wine). Juga semua jenis gelatin (tanpa memandang terbuat dari tulang atau kulit hewan apa) dan semua jenis keju (tanpa melihat cara dan proses pembuatannya). Daging kosher, meskipun berasal dari hewan halal, tetapi proses penyembelihannya tidak menyebutkan nama Allah (Jehovah Elohim) karena mereka berkeyakinan bahwa tidak pantas menyebut nama Tuhan yang Suci di tempat yang kotor (rumah potong).
Perbedaan tersebut menyebabkan implikasi yang sangat luas dalam konteks makanan halal. Produk-produk yang mengandung gelatin bisa saja dianggap sebagai makanan kosher. Demikian juga minuman yang mengandung alkohol seperti wine, yang oleh ajaran Islam jelas-jelas haram, di kalangan Yahudi masih diperbolehkan dengan jumlah tertentu.

Di sisi lain, ada juga makanan yang halal dan thayib menurut Islam, tetapi tidak kosher menurut Yahudi. Contohnya adalah kelinci, unggas liar, ikan yang tidak bersirip atau bersisik, kerang, dan tidak boleh makan daging bersama susu kecuali waktu makannya terpisah. Selain itu potongan-potongan daging tertentu, meskipun dari hewan yang halal, juga dianggap tidak kosher.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, halal jelas tidaklah sama dengan kosher. Demikian juga haram tidak sama dengan treyfah. Keduanya memiliki dasar filosofis dan teknis pelaksanaan yang berbeda.

Share this:

1 comment :

  1. Thanks for give me this information really this product is very effective.

    iso 45001 training

    ReplyDelete

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20