Saya diajakin main ke rumah Zaihan di pulau Penang, Malaysia, ketika ada cuti shutdown. Tentu saja saya tidak menolak. Mumpung ada tumpangan dan penginapan gratis. Ngirit bajet.
Yang paling saya sukai kalo jalan-jalan bareng teman melayu adalah saya tidak khawatir kelaparan. Itu karena faktor tipikal orang Malaysia yang emang doyan makan. Pernah saya pas jalan-jalan sewaktu lebaran haji bareng mereka sampai hampir mati karena kekenyangan.
Zaihan, ayahnya bekerja sebagai bos pengelola kelapa sawit. Sedangkan ibunya seorang kepala sekolah SD. Adiknya ahli komputer di Kuala Lumpur, adik keduanya polisi, si bungsu perempuan masih kuliah. Ada pula abangnya yang gembrot, belum bekerja tetap tapi sukanya pacaran melulu. Intinya, Zaihan berada dalam kondisi keluarga yang sibuk. Tapi tidak ada pembantu dirumahnya. Dan karena itulah saya senang. Kalaupun ada pembantu, pasti nantinya akan mengambil tekawe dari Indonesia. Jujur, saya merasa tersinggung kalau saya diejekin orang Malaysia yang mengatakan Indonesia adalah negara pengais rejeki dengan pekerjaan 'tidak terhormat'.
Jadi, karena tidak ada pembantu, yang nyiapin sarapan tiap hari adalah ibunya Zaihan. Nasi goreng!
Ibunya nanya macem-macem ke saya tentang nasi goreng apa yang paling enak di Indonesia. Saya bingung. Selama ini yang saya tahu cuma ada satu jenis nasi goreng yang dijual tukang keliling. Itu pun saya tidak tahu nama jenis nasi goreng apa. Saya cuma biasa dengar nasi goreng pedes dan kurang pedes.
Lalu si ibu nyerocos lagi nyebutin nasi goreng kampung, nasi goreng USA, nasi goreng pataya, nasi goreng ayam, dan nasi goreng hailam.
Pagi itu, saya sarapan nasi goreng kampung yang rasanya ueenak tenan!
Besoknya, saya dan Zaihan bangun kesiangan. Karena malam tadi keluyuran semalam suntuk nemenin saya keliling pulau Penang. Menikmati pemandangan malam. Jadinya kami berdua tidak kebagian jatah sarapan. Cuma ada roti tawar, sandwich, susu. Gampang, banyak kedai makan di bandar, kata Zaihan. Tapi saya berinisiatif lain. Saya mau membalas kekalahan saya sewaktu kemarin ditanya tentang jenis nasi goreng. Ya, saya bilang ke Zaihan bahwa sekarang saya akan masak nasi goreng dengan tangan terampil saya. Zaihan mengerutkan dahi tanda tak percaya.
Saya membuka kulkas. Ada sayuran, bumbu siap pakai, sosis, ayam, jerohan. Bahan yang cukup untuk membuat menu spesial resep oke taufik.
Dengan bergaya ala chef handal, saya mulai merajang, mencincang, semua bahan-bahan. SREEENG... Semua bahan masuk penggorengan. Setelah harum dan dirasa cukup matang, saya menuang kedalam dua piring. Dihiasi irisan tomat, apel dan nanas.
Nasi goreng siap santap!!
"Nasi goreng apa nih"
"Nasi goreng perek!!" kata saya bangga.
Perlahan-lahan Zaihan mulai akan menyuapkan nasi ke mulutny.
"Tunggu!!" kata saya. Lalu saya menambahkan sebiji anggur bergagang di pucuk nasi dalam piringnya.
Hap... Nasi disantap. Saya melihat kunyahan demi kunyahan. Selang 3 menit kemudian Zaihan memuntahkan nasi goreng perek mahakarya saya.
"Gila... Asin bangat dong!!"
Post a Comment