Mission Not Possibble part 1.


Karena (katanya) masih saudara serumpun, antara saya yang orang Indonesia dan sahabat saya yang orang Malaysia, sebenarnya tidak begitu sulit dalam pergaulan. Perbedaan budaya yang sedikit, bisa kami lalui bersama. Palingan mereka cuman akan sedikit heran, nantinya akan bertanya, saya menjelaskan, kelar deh!

Becandanya pun hampir-hampir mirip, yang slapstik maupun makiannya. Tingkah jahil mereka banyak juga yang mengingatkan saya pada kelakuan jahil teman Indonesia saya.

Kadang saya sering 'meracuni' sahabat Malaysia saya soal bahasa gaul anak muda, bahasa 'akika-tinta-sutra lah'. Lucu juga mendengar mereka ngobrol dalam bahasa Indonesia. Kata-kata paforit mereka adalah 'enggak banget deh', 'iya dong', 'yuk mari'...


Tanpa disadari, ternyata saya juga 'diracuni'. Saya diajarkan ngomong jorok dalam bahasa melayu. Pernah juga saya kena marah seorang ibu-ibu disebuah kedai makan india gara-gara saya ngomong, "duh, pantat gue gatel"
Gak taunya pantat=vagina.

***

Pelajaran yang sangat berharga bagi saya dari mereka adalah ketika saya diajakin hadir di sebuah acara open house. Teman saya itu bilangnya yang ngadain open house saat itu adalah sodaranya. Saya sih diajakin hayoh aja. Kan cuman datang untuk makan-makan doang.

Sehabis dari open house itu, saya diajakin ke open house sodaranya lagi. Saya tak kuasa menolak. Meluncurlah kami ke open house kedua. Hajar bleh!

Setelah cabut dari situ, didalam mobil selama perjalanan pulang, mereka ketawa-ketawa terus. Saya marah karena saya tidak dikasih tau apa yang jadi sumber ketawaan mereka. Akhirnya seorang teman memberitahu bahwa sebenarnya si empunya kedua open house tersebut bukanlah sodaranya. Sialan!!

***

Suatu ketika saya jalan-jalan ke Melaka. Dengan modal sedikit saya paksakan single trip. Dan benar saja, saya kehabisan uang makan. Yang nyisa cuman bekal untuk beli tiket pulang ke Puduraya, Kuala Lumpur.

Lucky day. Saya melihat ada acara open house disebuah dewan/aula. Saya mendekati sembari merapikan dandanan saya. Diam-diam saya nekat menyamar menjadi tamu.

Diantara puluhan orang yang datang, saya nyelip-nyelip di meja makan. Syukurlah, penyamaran saya tidak terbongkar. Horee!!

Share this:

1 comment :

  1. Wah, nampaknya jagoan juga yah sebagai 'party crashers' - perihal bahasa meski serumpun kadang mesti banyak hati-hati, jangankan yang serumpun, rekan serumah saya disini adalahorang tajikistan dimana ada beberapa bahasa Indonesia saat saya bercakap ditelepon dengan mereka dikampung halaman, tiba2 si kampret ini tertawa terbahak-bahak..

    Ditanya kenapa, dia menjelaskan bahwa banyak kata2 yang diucapkan ditelepon tadi adlaah kata2 jorok dalam bahasa mereka :d

    ReplyDelete

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20