Sudah beberapa hari ini saya selalu telat tidur. Penyebabnya gara-gara ada sesuatu yang berat untuk dipikirkan. Kadang saya mikir dan bertanya pada diri sendiri, apakah orang lain pernah merasakan hal yang sama seperti saya? Pernahkah orang lain berpikiran paranaoid?
Dalam suasana berpikir itulah saya teringat seorang teman. Beberapa teman, malah. Yang sepertinya jika saya liat-liat, hidup mereka tuh tentram, damai, tenang. Seolah gak pernah ada satu masalah pun yang membebani pikiran. Saya iri sama orang jenis ini. Enak banget dalam menjalani hidupnya. Mengalir ngikutin arus air. Saya sudah pernah mencoba berbuat seperti itu. Mencoba ngikutin arus hidup saya, tapi kok malah saya terus menerus terombang-ambing tanpa arah. Tanpa tahu kemana tujuan hidup saya akan berlabuh. Dan akhirnya saya putuskan untuk melawan arus saja. Memberontak kata hati saya. Berusaha untuk out of the blue.
Saya menderita. Saya tersiksa. Saya akui hal itu dengan lapang dada kepada Tuhan disertai derai air mata dan ingus yang meleleh.
Ah, apakah ini sebuah pengakuan diri bahwa saya memang tak berdaya? Jauh di dalam dada saya bilang, ya.
Untuk menjadi orang baik ternyata gak semudah menggaruk kepala ketika gatel. Saking bingungnya karena susah jadi orang baik, saya jadi sering garuk-garuk kepala padahal gak gatel.
Ah, entahlah..
Akankah saya bisa menjadi seseorang seperti yang saya mau?
Tentu saja saya bisa menjawab pertanyaan tadi jika saya tahu jawabannya.
Detik demi detik..
Menit demi menit..
Jam berjam-jam..
Saya belum juga bisa tidur....
Post a Comment