YOU SAVE MY LIFE


Beberapa hari yang lalu gue sempet down. Segalanya terasa hampa. Gue ngerasa terpuruk dan batin gue terperosok sampe ke dalam lumpur kenistaan. Ciyee, gile banget bahasanya..

Sempet ada yang protes ke gue karena gue memperlakukan seseorang terlalu istimewa. Dia ngerasanya dan pengen gue perlakukan sama seperti yang lainnya. Kata "jaga jarak" terlontar dari bibirnya itu. Dan sayangnya, otak gue yang secuil ini cuma bisa nerima kata dalam tanda kutip tadi. Alhasil, gue malah tambah down karena kata dalam tanda kutip itu tadi terus-terusan nempel di otak gue. Susah banget ngilanginnya.

Sampe beberapa hari kemudian, gue terus-terusan di resah-gelisahkan oleh bayang-bayang jaga jarak. Lalu gue ngomonginmasalah ini lagi sama dia. Sepakat bahwa gue akan jaga jarak darinya ternyata bukan itu yang diinginkannya. Lalu gue membohongi ia bahwa gue gak bakalan jaga jarak darinya. Dan berbohong bahwa gue baik-baik aja.

Guys, 2x gue bohongin dia.. Dan bohongin diri gue sendiri..

Kemaren hari yang sangat menentukan. Gue seharusnya diam-diam aja gak membicarakan bahwa gue akan pergi gitu aja dari kehidupan gue sekarang. Pergi jauh darinya dan menghilang dari semuanya. Tapi gue gak bisa nahan untuk bicara. Dan terlontarlah kalimat yang menyatakan bahwa gue BERHENTI DISINI AJA.

Dia diam seribu bahasa. Dia berada dalam kesedihan yang luar biasa mendalam. Merasa bahwa dialah enyebab semua masalah ini. Begitu keras kepalanya dia. Begitu masa bodohnya gue.

Insidenpun terjadi di kosan temen gue. Dia bawa gue ke kosan temen gue. Kalo emang gue mo BERHENTI DISINI AJA, gue diharuskan untuk bicara pada semua temen. Minta restu dari mereka. Sanggupkah gue?? Jawabannya TIDAK..

Tapi saat itu gue bener-bener kehilangan akal sehat. Gue down abis. Ngerasa bahwa gue berada dalam area tergelap gue. Gue emang harus jauh darinya demi dia juga. Dan berpura-pura gue sangat membencinya supaya dia mudah ngebiarin gue pergi gitu aja. Tapi ternyata susah mempengaruhi otaknya. Semakin kuat gue bilang benci dia, semakin dia bener-bener mempertahankan gue. Katanya, gue berarti baginya...

Sanggupkah gue berkata tidak untuk orang yang menitikkan airmata buat gue??
Jawabannya TIDAK..

Hari itu, dia dan seorang lagi temen gue seperti jagoan yang ngeroyok bandit. Mereka berdua berusaha mati-matian menahan gue untuk gak berbuat bego. Lama banget waktu berselang yang penuh dengan adegan dramatis dan kekerasan ala Marthin Scoreshore (wah, nulis namanya bener gak yaa?)..

Dan akhirnya, gue berjanji untuk tetap stay bersama mereka. Tetap lanjutin hidup gue di jalan ini. Di jalan yang kita sama-sama gak tahu akan bermuara dimana. Kami bertiga berpegangan tangan, dan berkata bahwa kita akan bersatu seperti dulu lagi.

Sanggupkah gue untuk berbohong lagi kepada dia dan seorang lagi temen gue yang udah nyelametin jalan hidup gue?
Jawabannya TIDAK..

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © duniabulatbundar. Designed by OddThemes | Distributed By Blogger Templates20