Sesekali cobalah kunjungi jalan raya Setu di Cibitung. Kondisinya rusak parah banget. Saya sendiri gak bakalan mau ke daerah ini kalu saja saya gak kuliah di Citra Widya Edukasi. Apalagi saat-saat ini saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan menginap di rumah teman saya yang rumahnya di desa Lubang Buaya, Setu.
Kalau ngomongin jalanan rusak, emang di seluruh Indonesia ini jarang banget jalanan yang bagus. Yaaa sebagus-bagusnya palingan cuma yaaa segitu deh.
Kata-kata "segitu deh" nya itu yang bikin kita semua sebagai pengguna jalan raya ini mengelus dada. Setiap hari cuma bisa mendesah dalam dan panjang dan berat juga.
Pagi ini saya melihat mobil truk pengangkut sekam yang terguling. Ini bukan untuk yang pertama kalinya terjadi. Tanyakan saja kepada penduduk sekitar berapa kali insiden itu pernah terjadi.
Inilah kenyataan yang terjadi di sekitar kita. Satu-satunya harapan bagi kita hanyalah menunggu saat pemilu tiba. Dimana (mungkin saja) para elit politik akan mengumbar janji-janji kosongnya. Berebut simpati dari rakyat meminta dukungannya. Dan saat itulah baru ada harapan bagi kita untuk menukar atau barter dukungan suara politik dengan perbaikan jalan raya Setu ini. Harga yang terlalu murah untuk sebuah kekesalan yang bertahun-tahun berlangsung.

Kata-kata "segitu deh" nya itu yang bikin kita semua sebagai pengguna jalan raya ini mengelus dada. Setiap hari cuma bisa mendesah dalam dan panjang dan berat juga.
Pagi ini saya melihat mobil truk pengangkut sekam yang terguling. Ini bukan untuk yang pertama kalinya terjadi. Tanyakan saja kepada penduduk sekitar berapa kali insiden itu pernah terjadi.

Post a Comment