Kategori: | Buku |
Jenis | Riwayat |
Penulis: | Remy Sylado |
Tapi berhubung waktu itu diskon 30% di Gramedia Central Park, maka jadilah buku ini masuk ke keranjang belanja sama beberapa buku lainnya.
Kenapa tertarik dengan buku ini? Selain judulnya yang agak-agak bikin penasaran juga karena penasaran dengan tebalnya itu, seperti tantangan untuk menaklukan membacanya.
Jadi isi buku ini menceritakan (ceritanya) bersetting kejadian tahun 98-an menjelang akhir era Orde Baru.
Berkisah tentang kehidupan rumah tangga Kombes DB Darsana (DBD) dan Bu Intan istri keduanya , anak tiri DBD yang bernama Marc. Juga cerita tentang perselingkuhan DBD dengan Jeng Retno istri mantan seorang bankir terkemuka yang di Nusakambangan-kan karena terpidana korupsi. Juga pertemanan DBD yang ahli masalah Cina dengan seorang pengusaha bernama James Wijaya.
Cerita di mulai dari ketidak sukaan DBD terhadap Marc yang dianggap kurang ajar terhadapnya dan DBD merekayasa kematian Marc dengan melibatkan beberapa orang antek-anteknya bahkan pacar Mark juga, dengan berbagai cara yang keji namun dengan skenario rapi khas seorang yang terlatih di kepolisian.
Bukan cuma merekayasa kematian Marc, DBD juga merekayasa apapun yang dia mau dengan menghalalkan segala cara, mengatur rekayasa pengadilan, melakukan penipuan dalam bisnis tanah dengan mengatur kematian pemilik tanah, menganiyaya selingkuhannya, membunuh antek-anteknya yang dianggap berbahaya dan menguburkannya di dalam rumah rahasianya juga diam-diam mendalangi pembantaian keluarga James Wijaya dengan mendompleng dalam kerusuhan Cina 1998.
Dan setelah akhirnya Orde Baru runtuh, DDB sang kombes yang tidak pernah naik pangkat lagi dan sebelumnya duduk di kursi parlemen, dengan dihapuskannya TNI dan Polri dari Parlemen maka DBD pun di bebas tugaskan.
Masa-masa inilah akhir dari kekuasaan sang mantan kombes, nasibnya kian terpuruk ketika akhirnya Ibu Intan istrinya yang sangat percaya bahwa DBD terlibat pada kematian Marc terus berusaha untuk membawa DBD ke pengadilan dengan di bantu sorang pengacara cemerlah Juminah.
Pada sidang pengadilan inilah satu persatu kejahatan DBD terbongkar berkat saksi-saksi yang semula adalah orang kepercayaannya kemudian berubah menjadi saksi yang memberatkan sampai kemudian DBD pun menikmati hidup di hotel prodeo Nusakambangan hingga akhir ajalnya yang tragis, dibunuh dengan skenario yang sama persis dengan skenario yang pernah dia buat untuk membunuh suami Jeng Retno di Nusakambangan.
------------
Remy Sylado ternyata memang piawai mendekatkan pembaca dengan tokoh-tokoh yang ada di buku ini dengan ciri khasnya masing-masing membuat pembaca seakan-akan hapal apa pembicaraan selanjutnya tokoh ini. Seperti Jeng Retno yang suka sekali mencampurkan kalimat bahasa Inggris dalam percakapannya, Hutami pembantu Ibu Intan yang sering membolak balikkan peribahasa.
Dan yang membuat saya berkesan dengan novel ini, karena novel ini di buat ketika saya pun mengalami masa-masa dalam novel ini. Dan saya mencoba mengkait-kaitkan tokoh-tokoh dalam cerita ini dengan tokoh yang real yang pernah ada di negeri ini. Jadi kebayang aja kira-kira ini real, siapa Iskandar suami jeng Retno, siapa James Wijaya, Siapa Luhut pengacara yang rambutnya berwarna dan senang sok akrab dengan seseorang dengan menyebutnya Daeng.
Kalau masih jaman Orba, mungkin novel ini gak boleh terbit kali ya...serem gitu nyerempet-nyerempet...
Post a Comment