Saya bertemu sahabat lama ketika belanja buah di kaki lima. Sebagai seorang yang peramah (ngaku-ngaku), saya terlebih dulu mengulurkan tangan dengan senyum mengembang. Kami bertegur sapa menanyakan kabar. Ketika berjabat tangan itulah saya merasakan ada semacam rasa keengganan dalam dalam dirinya.
Yah, mau gimana lagi? Udah tanggung. Akan sangat tidak sopan sekali jika saya ninggalin dia begitu saja. Emang saya tipe cowok APAKAH??
Otak cerdas (kononnya.red) saya pun bekerja cepat menemukan topik pembicaraan. Menyelamatkan suasana agar tidak jadi bertambah garing.
Disela-sela obrolan, diselingi dengan dia saling berkirim dan menerima sms. Seolah-olah menegaskan dia orang sibuk. Bahasa tubuhnya kikuk menandakan orang yang ingin buru-buru pergi dari hadapan saya. Untuk mengalihkan obrolan, saya berpura-pura memilih buah.
Obrolan selama 30 menit kerasa lamaa banget. Waktu yang cukup untuk segera mengakhiri pertemuan.
Kembali, kami saling senyum hambar.
Dia mengulurkan tangan sambil berkata, "Sampai bertemu kembali". Tapi saya mengisyaratkan itu kalimat "Selamat tinggal". Sambil berlalu menjauh dia juga bilang, "Kontek kontek ya!". Tapi saya tahu itu tak lebih dari basa-basi.
Post a Comment