Apa tujuan kamu datang ke pesta demokrasi pada musim kampanye lalu? Tanya saya pada seorang temen. Dan jawaban dia adalah karena ada dangdut-nya. Ih, males!
Hari Sabtu lalu, saya diajakin jalan-jalan ke Puncak dalam rangka acara team building karyawan PT Fuji Seat. Saya yang hobi traveling tentu saja tidak menolak ajakan itu. Apalagi pesertanya dengan jumlah segambreng, huh seru banget! Rasanya seperti balik lagi ke jaman SMU saat mengadakan study tour.
Kami menyewa dua bus dari angkatan darat. Bus tua butut berwarna serem, tapi boleh tahan juga melaju di tanjakan dan jalan berbatu. Saya merasa jadi seperti tentara yang akan dikirim untuk perang.
Vila yang disewa pun berukuran cukup besar. Meskipun tidak semua orang tertampung tidur di setiap kamar. Jadilah kami berebutan dulu-duluan merebut daerah kekuasaan untuk tidur malam nanti. Saya dan Suhendy contoh orang sial yang kalah perang. Kami gak kebagian kamar. Maka tidurlah kami malam itu di lantai.
Selain dua bangunan berukuran besar, ada juga kolam renang, secuil lapangan bola, empang, dan gazebo buat nongkrong. Point plus bagi saya di vila ini adalah karena adanya fasilitas aula yang mampu menampung 200 orang. Point plus plus-nya lagi, di aula inilah tempat kami mengadakan..... Maaf, bukan untuk rapat. Tapi kami menggunakan aula ini untuk BERDANGDUT. Ya, dangdut. Jadi kami bisa joget menggila dengan leluasa.
Saya yang emang gak begitu suka dangdut jadi kurang apreciate. Gak suka bukan karena diskriminasi musik, melainkan karena saya gak bisa joget.
Saya pikir cuma saya doang yang banci tampil dan seneng bergaya di depan kamera. Ternyata kawan-kawan saya lebih gila lagi. "Eh, gue poto sama penyanyi-nya dong", pinta salah seorang kawan. Resmilah malam itu saya cuman jadi potograper dadakan. Huh, sebel....
Saat soundcheck, ada seseorang yang berani tampil nyanyiin lagu pop populer masakini. Tadinya sich saya mau ikutan nyumbang lagu dengan suara merdu saya yang mirip suara Pasha Ungu, tapi gak jadi ah. Saya kan anak baru. Sebagai new kid on the block, saya belum berani macem-macem. Takutnya dituduh songong.
Duit saweran ke penyanyi dangdut mengalir tanpa henti. Saya yang kere gak tampil memberi saweran. Semakin malam larut, semakin banyak saweran, si penyanyi dangdut pun bergoyang makin hot. MAKIN HOT!! Saya cuman ngiler doang malam itu. Sialan....
C'mon bibeh, let's rock your body. Ooops.... Let's DUT your body!!
Post a Comment